Tayang sejak tahun 2015 hingga 2017 di Netflix, film Pablo Escobar Narcos menceritakan tentang kisah Pablo Escobar. Bahkan film Narcos laku keras hingga peluncuran season ke-3. Ini membuktikan seberapa melegenda raja kartel narkoba ini.
Siapa Itu Pablo Escobar?
Dikenal sebagai konglomerat kaya raya, Pablo Escobar adalah warga Kolombia, Amerika Selatan. Lahir di Rionegro tanggal 1 Desember 1949, hari kelahirannya itu hanya berselang satu hari lebih awal dari kematiannya yaitu 2 Desember 1993.
Namanya mulai menjadi perbincangan karena sepak terjangnya di dunia narkoba yang mulai menjangkau wilayah Amerika Serikat. Merasa resah, pemerintah mencoba untuk menghentikannya.
Hal itu terjadi karena jangkauan kokain miliknya sudah menyuplai 80% di seluruh dunia. Pengaruhnya tidak lah main-main. Untuk itu, bukan sesuatu yang aneh bila orang-orang mulai menyebut namanya.
Dicintai Rakyat, Diburu Pemerintah
Dalam Pablo Escobar Narcos maupun dalam kenyataan menceritakan pemerintah dibuat kerepotan dengan kehadirannya. Sampai-sampai presiden Amerika Serikat yang saat itu menjabat meluangkan diri untuk terus mengingatkan rakyatnya untuk mengurangi konsumsi kokain dari Pablo Escobar.
Sayangnya hal tersebut tidak ditanggapi dengan baik. Terutama masyarakat wilayah Madellin, Kolombia. Alih-alih menjauhi, mereka dengan bangga meneriakkan “Pablito”, sebutan untuk Pablo Escobar.
Masyarakat Madellin benar-benar mencintai “Pablito”. Setiap anak yang baru lahir bahkan dinamai Pablo dengan harapan supaya benasib baik seperti Pablo Escobar. Raja kartel narkoba ini memang merupakan sosok pemimpin yang disegani.
Hal tersebut adalah karena ia juga sosok yang ramah, humoris, dan dermawan. Dia sering berdonasi untuk warga miskin Madellin. Ia membangun lapangan sepakbola dimana ini juga menunjukkan kegemarannya pada olahraga.
Bahkan ia menyuntikkan dana untuk klub Atletico Nacional. Dikala klub tersebut bertanding di laga Copa Libertadores tahun 1989. Pada akhirnya kemenangan pun diraih. Pablo Escobar menjadi pahlawan di balik piala yang diraih klub tersebut.
Selain itu, Pablo Escobar juga membangun fasilitas seperti sekolah dan perumahan bagi warga miskin. Yang paling kontroversial adalah ia berhasil membangun 2.000 rumah untuk mereka. Ini satu langkah lebih awal daripada pemerintah yang tidak peduli rakyat miskin.
Ini lah yang membuat Pablo bertentangan dengan pemerintah. Konflik di antara keduanya semakin memanas ketika Pablo dipermalukan di persidangan oleh menteri yang dahulu pernah ia bantu secara materi.
Untungnya Pablo Escobar mampu mengatasi itu semua. Ia membentuk pengikut-pengikut yang setia dengan kekayaannya. Ia juga memiliki warga Madellin yang turut melindunginya.
Ketegangan di antara Pablo dan pemerintah semakin memanas. Hal tersebut terjadi di saat ajakan untuk berdamai dan bekerja sama dari Pablo ditolak oleh pemerintah. Selain itu, berita tentang dirinya yang membunuh dua anggota kepolisian terungkap.
Disaat ia sedang diburu oleh pemerintah, ia pun juga sedang memburu orang-orang yang membelot. Ia bahkan tidak segan-segan untuk membunuh rekan kerja kartel yang tidak memenuhi target penjualan.
Tidak tinggal diam, pemerintah juga bertindak tegas. Virginia, seorang jurnalis yang dekat dengan Pablo pun menjadi korban. Ia dipecat dan diboikot dari pekerjaannya. Ini membuat Virginia memarahi Pablo dan berujung diteror.
Peneroran Virginia menjadi titik balik segalanya. Virginia yang mulai kesal karena hampir tewas karena penembakan, beralih berpihak pada pemerintah. Namun bukan tanpa perjanjian, Virginia meminta perlindungan.
Dari sini lah Virginia membocorkan kelemahan Pablo Escobar, yaitu keluarganya. Istri dan anak-anaknya adalah yang paling dicintai oleh Pablo. Ini membuka jalan bagi pihak pemerintah untuk sekali lagi mencoba menangkapnya.
Kematian Pablo Escobar
Mendengar keluarganya dalam bahaya, Pablo berencana melarikan istri dan anak-anaknya ke Eropa. Jadwal keberangkatan sudah tersedia. Hanya, strategi itu terdengar oleh pemerintah.
Pemerintah lekas menangkap istri dan anak-anaknya. Pablo yang saat itu sedang bersembunyi di suatu tempat yang lain mendengar kabar ini. Pablo menjadi khawatir dan cemas.
Pablo akhirnya menghubungi istrinya yang sedang disekap di dalam hotel. Istrinya sudah memperingati Pablo untuk tidak menghubunginya lagi karena pemerintah berpotensi melacak keberadaannya.
Namun Pablo tidak peduli. Kali ini, ia rela mati dan ingin mendengar suara anak-anaknya. Ketika ia sedang berbincang di telepon, pemerintah sudah berhasil melacak dan segara menuju tempat persembunyiannya.
Mengetahui hal tersebut, Pablo segera memberikan kata-kata terakhir dan nasihat untuk anaknya. Salah satunya adalah melarang mereka untuk mencoba mengonsumsi narkoba.
Tak lama setelah itu, polisi segera menggeledah tempat tersebut. Polisi melayangkan tembakan berkali-kali sampai Pablo kehilangan kesadarannya. Pada akhirnya, Pablo Escobar dinyatakan tewas pada tanggal 2 Desember 1993 yang disambut kemenangan oleh pemerintah.