5 Manfaat Digitalisasi UMKM

Perkembangan UMKM di Indonesia mulai mendapatkan dukungan pemerintah dari waktu ke waktu. Sayangnya sejak pandemi Covid-19, disebutkan bahwa lebih dari 80 persen UMKM terdampak negatif. Kemudian muncul salah satu terobosan bisnis khususnya untuk UMKM dalam bentuk digitalisasi UMKM.

Dampak signifikan Usaha Mikro Kecil Menengah dapat dilihat dari pengurangan karyawan karena penurunan omzet. Namun penggunaan digitalisasi UMKM, hampir 30 persen Usaha Mikro menggunakan jalur digital untuk ranah marketing.

Survey membuktikan bahwa sebagian besar pelaku bisnis mengakui bahwa pemasaran atas usaha mereka terbantu dengan penggunaan sosmed. Dengan demikian, masa kritis saat pandemi seperti ini dapat teratasi sedikit demi sedikit.

Mengenal Digitalisasi UMKM

Bagi pelaku bisnis muda zaman sekarang, menggunakan platform media sosial untuk marketing sudah bukan hal yang sulit lagi. Kemajuan teknologi membantu masyarakat luas mengenal produk UMKM yang biasanya berasal dari daerah.

Jika dijabarkan, digitalisasi UMKM yaitu mengganti sistem pemasaran konvensional ke ranah digital. Tujuannya adalah supaya pemasaran dan operasional Usaha Mikro mengalami peingkatan dalam segi efektivitas dan efisiensi usaha.

Praktik perubahan pemasaran konvensional ke yang lebih modern ini didukung oleh Bank Indonesia yang tertuang dalam visinya. Tahun 2025 kelak, BI menargetkan setidaknya 62,9 juta Usaha Mikro mendapatkan manfaat dari sistem digitalisasi.

Bukan hanya pada sisi marketing yang terbantu, digitalisasi UMKM juga bisa diambil manfaatnya untuk mengelola keuangan, pemantauan cash flow usaha, hingga memperlancar jalan untuk mendapatkan bahan baku produk.

Sistem modern berbasis digital seperti ini tentunya sangat membantu pelaku UMKM. Tercatat dalam kurun waktu dua tahunan terakhir, Menkominfo menyebut angka 16,4 juta untuk pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, Menengah yang terdigitalisasi.

Manfaat Digitalisasi untuk Usaha Mikro

Manfaat Digitalisasi untuk Usaha Mikro

Berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari bisnis mikro yang terdigitalisasi. Setidaknya dengan membaca ulasan berikut ini, pelaku UMKM akan terpicu semangatnya untuk mendigitalisasi UMKMnya.

1. Luasnya Jaringan Marketing

Marketing atau pemasaran adalah hal terpenting dalam suatu bisnis atau usaha. Bedanya Usaha Mikro dengan bisnis global adalah di target pasarnya. Usaha Mikro daerah biasanya hanya mempunyai target pasar tetangga sekitar atau masyarakat yang tinggal di wilayahnya.

Getok tular atau informasi lips to lips menjadi sarana yang paling sering digunakan oleh pelaku UMKM daerah. Hal semacam ini yang kemudian bisa dikembangkan dengan cara digitalisasi UMKM.

Dengan marketing secara digital, bisa dipastikan bahwa jaringan pelanggan lebih luas. Apalagi jika komunitas yang sudah terbentuk di berbagai platform sosial media sudah mengetahui suatu UMKM, mereka akan saling membantu untuk memasarkan hasil Usaha Mikro.

2. Mengikuti Perubahan Gaya Hidup

Penggunaan sosial media merubah hidup masyarakat menjadi berbasis sistem online. Belanja secara online lama-kelamaan menjadi platform jual beli yang bisa diandalkan setiap waktu. Tidak hanya dalam negeri, bahkan Indoneisa berpotensi untuk menjadi market digital yang paling besar se-ASEAN.

Usaha Mikro menjadi salah satu infrakstruktur yang mendukung Indonesia menuju market digital Asia Tenggara. Itulah sebabnya mengapa UMKM didorong untuk terus melakukan digitalisasi. Jika tidak mengikuti perubahan gaya hidup online, Usaha Mikro akan sulit bertahan di zaman digital seperti sekarang ini.

3. Menyederhanakan Transaksi

Jual beli dengan sistem online sejalan dengan transaksi yang semakin sederhana. Uang sebagai alat pembayaran non-tunai dapat disederhanakan dengan pembayaran via digital. BRI dalam rangka mendukung digitalisasi UMKM mengintegerasikan layanan banking terbuka bernama BRIAPI.

BRIAPI melengkapi usaha digital dengan mempermudah transaksional konsumen dengan pelaku UMKM. Sistem yang lengkap dalam BRIAPI juga akan membantu pelaku bisnis untuk melengkapi transaksi yang terjadi hingga hal informasional.

4. Peningkatan Omzet

Meningkatkan jangkauan pemasaran berdampak pada peningkatan omzet UMKM. Digitalisasi UMKM yang mempermudah penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi bayar ikut membantu pengelolaan uang masuk dan keluar yang dikemas dalam bentuk digital.

Pengoptimalan kinerja semacam ini diharapkan bisa memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi pelaku bisnis dan konsumen.

5. Memaksimalkan Fitur Konten

Bijaklah dalam menggunakan sosial media, salah satunya yaitu untuk mengembangkan bisnis Usaha Mikro. Branding adalah faktor utama yang mempengaruhi lancarnya suatu UMKM. Gunakan fitur konten yang ada di sosmed untuk mempromosikan produk.

6. Memaksimalkan Partnership

Membayar influencer atau bahasa kerennya paid partnership menjadi langkah selanjutnya suatu produk UMKM untuk bersaing di kancah Nasional atau bahkan Internasional. Pemantauan engagement sosial media akan mempermudah pelaku bisnis mengamati produk mana yang diminati pasar.

Cara memaksimalkan partnership adalah dengan memilih influencer sosmed yang sudah mempunyai banyak pengikut. Bisa juga dengan memilih influencer yang relate dengan produk UMKM yang ditawarkan.

Sesuai dengan visi Bank Indonesia di tahun 2025 yaitu Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia, BRI melalui BRIAPI mendukung pemanfaatan digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah dalam ekonomi formal secara keberlanjutan. Dengan pemanfaatan BRIAPI dan pengoptimalam partnership, perkembangan UMKM diklaim segera mampu bersaing di pasar Asia Tenggara.

Tinggalkan komentar